Hari ke-2: Tur kota Melaka.
Itinerary hari kedua di Melaka adalah city tour ke lokasi wisata di kota Melaka. Dari apartemen kami naik Uber nggak sampai 15 menit sudah tiba di depan McD di dekat lokasi wisata sejarah Melaka. Melaka dinobatkan sebagai Kota Warisan Dunia tahun 2008 oleh UNESCO. Nggak heran sih, di sana banyak bangunan bersejarah yang masih terpelihara dengan baik sampai sekarang. Berbagai museum juga bertebaran di beberapa tempat. Sayang karena waktu yang terbatas kami nggak sempat masuk ke museum-museum tersebut.
Baca: Melancong ke Negeri Jiran Malaysia (1)
Benteng A Famosa merupakan benteng peninggalan Portugis yang memang pernah menduduki Melaka di tahun 1500an. Benteng yang saat ini hanya tersisa reruntuhannya adalah saksi bisu perang besar antara pasukan Portugis dengan pasukan yang dipimpin Pati Unus dari Kesultanan Demak. Seabad kemudian benteng ini dikuasai oleh VOC.
Dari Benteng A Famosa kami berjalan kaki menuju The Stadthuy’s. Sejarah mengatakan bahwa The Stadthuy’s ini dibangun saat VOC sudah menguasai Melaka di tahun 1600an.
Oiya kalau capke jalan kaki bisa juga menyewa becak wisata yang banyak bertebaran di setiap ruas jalan. Becak wisata ini diberi hiasan yang sangat ramai dan musik yang berdentum-dentum. Saya perhatikan sih kalau tukang becaknya mas-mas keturunan India lagu yang disetel lagu-lagu India, ada lagi tukang becaknya keturunan Tiongkok lagu yang disetel lagu blues dan country. Lain lagi kalau tukang becaknya orang Melayu lagu yang disetel lagu-lagu Melayu, ada juga lagu-lagu dangdut Indonesia 😀
Menjelang siang, cuaca yang tadinya panas terik berubah menjadi mendung. Perut pun sudah keroncongan. Kami pun lanjut jalan kaki mengarah ke Jonker Walk untuk makan siang. Tadinya adik saya merekomendasikan satu tempat makan yang setelah berputar-putar kami mencari ternyata tutup/ sudah tutup >.< Berhubung hujan pun sudah mulai turun akhirnya kami mampir ke salah satu tempat makan yang di etalasenya ada kalimat Basmallah dan ada tulisan Halal Food. Mbak pelayannya juga pakai kerudung dan mas-masnya berwajah Arab 😀
Selesai makan kami berjalan kaki menuju sebuah bangunan bernama Medan Samudera, semacam ruko yang berada di seberang Museum Maritim Melaka (bangunan berwujud replika kapal Flor de La Mar). Di lantai dua Medan Samudera terdapat food court, toilet, dan mushola. Sedangkan di lantai dasarnya berjejer toko-toko yang menjual souvenir dan oleh-oleh khas Melaka.
Tadinya kami mau ikut Melaka River Cruise Tour tapi karena masih hujan kami beralih ke Menara Taming Sari. Menara yang mempunyai ketinggian sekitar 110 meter ini terletak di belakang bangunan Medan Samudera. Kami pun cukup berjalan kaki menuju menara pandang tersebut.
Harga tiket untuk naik ke Menara Taming Sari cukup mahal. Untuk tiket dewasa harganya 23 tinggit, anak umur 2-12 tahun harganya 15 ringgit, dan untuk warga emas alias orang tua di atas umur 55 tahun dikenakan harga tiket 18 ringgit. Total kami membayar 143 ringgit untuk 4 tiket dewasa, 1 anak, dan 2 warga emas.
Bagi yang membawa stroller tidak diperkenankan dibawa naik. Stroller bisa dititipkan ke penjaganya nanti akan dibawa ke dekat pintu keluar. Sebelum naik ke menara ada sesi foto. Difotonya sih gratis, pas udah dicetak kalau mau nebus ya bayar, tapi kalau kita nggak mau nebus juga nggak apa-apa kok. Waktu itu sih saya nggak nebus, karena saya pikir harganya mahal. Tapi lupa waktu itu disuruh nebus berapa, 50 ringgit apa ya.
Menara ini dapat berputar 360 derajat. Sehingga para wisatawan bisa melihat pemandangan Bandar Melaka secara keseluruhan dari ketinggian. Lagi asyik menikmati pemandangan tahu-tahu kok menaranya turun hahaha….penumpang kecewa, sebentar banget, sumpah. Mahal-mahal bayar hampir 500 ribu cuma sebentar tok 😀
Dari Menara Taming Sari kami melipir ke Melaka River Cruise Tour. Masih penasaran naik boat menyusuri Sungai Melaka. Sama halnya seperti di Singapura, kondisi sungai yang bersih bisa dimanfaatkan sebagai atraksi wisata untuk menarik minat wisatawan. Apalagi di sepanjang sisi Sungai Melaka masih banyak bangunan-bangunan tua yang masih terjaga dengan baik. Di dalam perjalanan menyusuri sungai kami juga melewati Kampung Morten, sebuah perkampungan tradisional di Bandar Melaka yang penduduknya orang-orang Melayu. Rumah-rumah khas mirip rumah Limas Palembang berjejer rapi di sepanjang tepian sungai.
Oiya, sebelum naik ke boat kita harus membeli tiket dulu di loket. Tarif dewasa 15 ringgit dan anak 7 ringgit. Total kami membayar 97 ringgit.
Usai berkeliling kami pun istirahat sambil ngemil-ngemil cantik di McD yang berada di sebelah Dataran Pahlawan Melaka Megamall. Sebelum pulang ke penginapan kami sempat beli makan malam di Ayam Bakar Wong Solo yang berada di seberang McD untuk dibawa pulang ke penginapan.
Pengeluaran hari ke-2:
Uber taxi penginapan-lokasi wisata kota tua Melaka: 5.76 MYR
Makan siang di Sri Jonker: 106 MYR
Tiket Menara Taming Sari: dewasa 4 orang x 23 MYR + anak 1 x 15 MYR + lansia 2 x 18 MYR = 143 MYR
Tiket Melaka River Cruise Tour: dewasa 6 x 15 MYR + anak 1 x 7 MYR = 97 MYR
Oleh-oleh: 20 MYR
Toilet umum (2 x): 1.6 MYR
Makan di McD: 52.30 MYRMakan malam 6 porsi (Ayam Bakar Wong Solo Melaka): sekitar 80 MYR (lupa pasnya)
Uber taxi lokasi wisata kota tua-penginapan: 4.94 MYR
Bersambung.
Salam,
Dulu jaman belum ada anak2 pernah ke malaysia sekali seru memang ya mbak. Sekarang abis liat foto2nya jadi pengen ke malaysia lagi ngajakin suami dan anak2. hehehe…
Hehehe iya Mbak, ini aja pengen ke Malaysia lagi khususnya ke Legoland, kemarin belum kesampaian 🙂