Week 21-week 24
Memasuki usia kandungan 21 minggu, perut saya semakin membuncit, jari-jari tangan membesar sehingga saya terpaksa melepas cincin kawin, hiks. Gerakan-gerakan dede bayi juga semakin terasa. Pertanda dede bayi di rahim saya berkembang dengan baik. Alhamdulillah 🙂
Tanggal 16 Desember 2013 saya dan Kk kembali ke Dokter Titien untuk mengecek kondisi dede bayi sebelum diajak umroh.
Ketika kontrol usia dede bayi 22 minggu 3 hari. Hasil pemeriksaan panjangnya sudah mencapai 28,85 cm dan berat 566,19 gram. Alhamdulillah dede bayi kondisinya sehat sehingga menurut Dokter Titien nggak masalah untuk dibawa umroh. Jika selama ini dari awal hamil, Dokter Titien hanya memberi saya vitamin yaitu Folamil Genio, sekarang beliau mengganti obat yang harus saya konsumsi. Obat-obat yang harus saya konsumsi saat ini adalah OSFIT DHA (berbentuk soft gel yang mengandung minyak ikan tuna (DHA dan EPA), kalsium dan vitamin D), Emineton (berbentuk tablet yang mengandung zat besi organik, berfungsi untuk menghilangkan gejala anemia dan membantu mempercepat proses pembentukan sel-sel darah) serta Hystolan (obat untuk merelaksasi rahim yang tegang, meredakan kontraksi pada rahim dan mencegah bayi lahir prematur). Berat badan saya naik 2 kg menjadi 60 kg dari kontrol bulan lalu.
Oiya, lupa cerita kalau dari sejak awal hamil saya jadi suka nyiumin aroma beras. Di Cikarang kan saya hanya tinggal berdua dengan Kk di rumah. Jadi kalau beli beras nggak pernah dalam jumlah banyak. Paling banyak 3 liter itu pun bisa lama habisnya karena saya jarang masak 😀 Kebiasaan baru saya saat hamil adalah selalu menghirup aroma beras yang baru dibeli ketika akan disimpan di tempat penyimpanan serta saat beras tersebut hendak dicuci ketika akan dimasak maupun aroma nasi yang baru matang. Padahal menurut ibu saya, dulu saat beliau hamil saya, malah nggak suka aroma nasi yang baru matang 😀
Alhamdulillah selama berada di Medinah, Mekkah dan Jeddah, dede bayi bisa diajak bekerja sama dengan baik 😀 Paling perut bagian bawah terasa agak kencang kalau saya terlalu banyak aktivitas. Kalau kaki pegal sih jangan ditanya. Bolak-balik hotel ke Masjid Nabawi ketika di Madinah apalagi saat dari hotel ke Masjidil Haram ketika di Mekkah cukup menguras tenaga. Kaki saya bahkan membengkak sampai hari kepulangan ke tanah air. Sampai-sampai sakit banget kalau dipake untuk sujud, duduk tahiyat saat sholat. Cerita lengkap perjalanan umroh akan saya ceritakan di postingan yang lain ya 😀
Salam,