Postingan ini sebelumnya sudah pernah ada di blog lama saya (cheeskamozzarella.multiply.com) yang tergusur di akhir tahun 2012. Sebelum benar-benar tergusur saya sempat memindahkan ke blog sementara di sini dan di sini, tapi sayang foto-fotonya nggak bisa ikut terangkut 🙁 Jadi saya putuskan untuk menuliskan kembali di sini plus tambahan foto-foto narsis. Sekedar melepas rindu akan kegiatan traveling dan menulis catatan perjalanan yang sering saya lakukan dulu saat masih jomblo sebelum menikah dan punya anak 😀
Disclaimer: Perjalanan ke Nusa Tenggara Timur ini dilakukan pada tahun 2012. Mohon maaf jika kondisi di sana saat ini mungkin sudah tidak relevan seperti yang saya ceritakan di postingan ini.
Perjalanan menuju Nusa Tenggara Timur ini sudah dirancang lama bersama dengan teman-teman saya. Saat itu kondisi badan saya masih sehat. Maret 2012 saya divonis menderita GERD (Gastro Esofagus Reflux Disease), penyakit naiknya asam lambung sampai ke kerongkongan sehingga menyebabkan kerongkongan dan lambung saya luka akibat asam lambung berlebih. Efek dari GERD antara lain jantung tiba-tiba berdetak sangat cepat padahal hanya sedang duduk, tangan kiri dan kaki kiri kesemutan serta mengeluarkan keringat dingin, bisa tiba-tiba sesak kalau salah makan atau mengalami stress/ emosi, tiba-tiba cemas alias parno takut mati, keliyengan, mual dan muntah. Sebagaimana penderita penyakit terkait dengan urusan lambung, penderita GERD itu tidak boleh mengkonsumsi makanan pedas, asam, bersantan, coklat, keju, tauge, sawi, kol, kembang kol, jeruk, apel, durian, mie instant, ketan, minuman bersoda, kopi, teh, susu dan harus mengurangi konsumsi daging merah.
(Baca: Berkenalan dengan penyakit GERD)
Semula saya sempat ragu untuk berangkat, namun akhirnya saya memutuskan untuk tetap berangkat meski harus membekali diri dengan berbagai obat serta makanan-makanan yang bisa saya konsumsi. Tadinya kami akan berangkat berenam. Namun karena satu orang teman mengundurkan diri, akhirnya kami pun berangkat hanya berlima, perempuan semua.
(Baca: Berdamai dengan GERD)
Rute kami dalam trip ini adalah Jakarta-Kupang-Ende-Desa Moni-Kelimutu-Bajawa-Ruteng-Labuan Bajo-Taman Nasional Komodo (Pulau Rinca, Pantai Merah, Pulau Komodo, Gili Laba)-Labuan Bajo-Denpasar-Jakarta. Selama overland kami sepakat untuk menyewa mobil, mengingat waktu kami yang terbatas, ransel (terutama ransel saya) yang cukup berat serta rasanya kalau harus berpindah dari satu kendaraan umum ke kendaraan umum lainnya akan melelahkan. Maklum peserta yang berangkat masih jomblo semua sudah berumur semua 😀
Hari ke-1 (Jakarta-Kupang) – Jam 4 pagi saya sudah berada di terminal 1B Bandara Soekarno Hatta, karena di jadwal pesawat akan take off ke Kupang jam 5.45. Sempat tertidur di mobil waktu perjalanan dari tempat kos ke bandara yang ternyata hanya memakan waktu 1 jam kalau dini hari. Kalau di jam normal biasanya saya harus menempuh waktu 3-4 jam perjalanan tempat kos di Cikarang sampai ke bandara. Selepas check in dan mengurus bagasi, kami berlima segera menuju ruang tunggu. Kami mengambil penerbangan Jakarta-Kupang transit di Surabaya, karena pada waktu booking dulu rute ini lebih murah daripada rute langsung Jakarta-Kupang. Jam 7.10 kami mendarat di bandara Juanda. Karena penerbangan berikutnya masih menggunakan maskapai yang sama, kami tidak perlu mengurus bagasi lagi, jadi pada saat menunggu flight berikutnya hanya membawa barang yang dibawa ke kabin. Mumpung transit saya sempatkan sarapan berat, mengingat penerbangan Surabaya-Kupang akan menghabiskan waktu sekitar 2 jam. Berdasarkan pengalaman, selain persiapan dana dan itinerary yang fix, persiapan mental juga penting kalau kita mau trip, apalagi trip jarak jauh.
‘Ketidakberuntungan’ kami berawal dari delay-nya jadwal penerbangan kami ke Kupang. Harusnya jam 12.45 WIT kami sudah ada di Kupang, tapi karena delay, jam 13.30 kami baru sampai di Kupang. Di Kupang kami menginap di rumah saudara salah satu teman. Selama di sana kami hanya sempat mengunjungi Pantai Lusiana, toko souvenir khas NTT dekat Pantai Tedis, toko oleh-oleh di kota dan makan malam di Kampung Solor.
Salam,