Hari kedua di Palembang. Kami diajak bersilaturahim ke saudara-saudara bapak mertua. Perjalanan ke kampung bapak mertua dari rumah lumayan lama sekitar 1,5 jam. Kami mampir dulu ke makam orang tua bapak mertua untuk ziarah, setelah itu perjalanan menuju kampung bapak mertua pun berlanjut. Kebanyakan rumah-rumah di kampung bapak mertua masih berbentuk rumah panggung karena berada di pinggir sebuah sungai.
Makan siang hari itu sangat istimewa, saudara bapak mertua masak pindang ikan gabus, sambal mangga untuk makan siang….lemak niaaaaaan (Palembang: enak banget) nyammm…Sayang nggak sempat difoto, keburu habis 😀 Sorenya, kembali perut dimanjakan oleh tekwan yang dimasak sepanci besar oleh saudara bapak mertua. Ah nikmat banget, saya sampai nambah 2 kali….Alhamdulillah 🙂
Malamnya saya bilang ke Kk pengen martabak HAR. Kami pun mengajak Fauzan (keponakan Kk) ke restoran Martabak HAR di daerah Sekip. Pengunjung malam itu penuh banget, untuk mendapatkan tempat duduk kami harus menunggu. Saya yang sudah ngidam banget pengen martabak HAR harus kecewa karena martabak HAR yang dihidangkan ketika saya belah, telurnya masih mentah, sedangkan saya paling nggak suka telur yangdimasak nggak matang, selain berpotensi mengandung Salmonella ya nggak suka aja melihat kuning telur dan putih telurnya masih meleleh-leleh =__= Saya pun merelakan bagian yang terdapat telur nggak matangnya berpindah ke piring Kk.
Martabak HAR punya Fauzan pun sukses berpindah juga ke piring Kk 😀 karena ternyata bagi Fauzan, kuah karinya pedas *duh, maafin tante ya nak, nggak ngeh kalo kuah karinya pedas bagi Fauzan*. Kami pun membungkus beberapa martabak HAR untuk Fauzan dan keluarga di rumah.
to be continued
Salam,