Langkah Menjadi Panutan, Ujar Menjadi Pengetahuan, Pengalaman Menjadi Inspirasi
Dulu banget, waktu awal-awal dimulainya Kelas Inspirasi, saya pernah dua kali mendaftar sebagai relawan pengajar, tapi gagal. Ya iyalah gagal, wong daftarnya untuk Kelas Inspirasi Jakarta hahaha…saingannya banyak sis!
Waktu berlalu, suatu hari nggak sengaja saat sedang membuka akun Path, saya melihat seorang teman sedang menjadi relawan pengajar Kelas Inspirasi Cianjur. Saya baca di kolom komentarnya dia bilang sedang ada pembukaan untuk relawan pengajar Kelas Inspirasi Bekasi 3. Iseng-isenglah saya buka webnya Kelas Inspirasi kemudian saya mendaftar jadi relawan pengajar Kelas Inspirasi Bekasi 3. Waktu itu nothing to lose aja sih. Keterima syukur, nggak keterima ya sudah hehehe.
Nas tanggal 8 Oktober, ada email masuk di inbox Gmail saya yang isinya pengumuman relawan Kelas Inspirasi Bekasi 3 yang terpilih, salah satunya saya 😀 Sempat nggak percaya sih, dari total 281 orang relawan, nyelip nama saya di nomor urut 55 🙂
Sebelum hari H pelaksanaan, diadakan dulu kegiatan briefing pada tanggal 15 Oktober. Dalam kegiatan briefing diberikan penjelasan umum tentang Kelas Inspirasi dan proses belajar mengajar siswa SD. Selain itu juga bertemu dengan relawan lain yanng ikut mendukung kegiatan Kelas Inspirasi Bekasi 3 ini.
Saya tergabung di dalam kelompok 17 yang kebagian mengajar di SDN Segara Jaya 03, Kabupaten Bekasi. Saya pikir lokasinya bakal dekat rumah. Ternyata jauh sekali pemirsah! Di pinggir laut Bekasi Utara! Beberapa teman satu kelompok saya berkomentar, baru tau Bekasi punya laut 😀 😀
Tibalah hari H pelaksanaan Kelas Inspirasi Bekasi 3. Saya berangkat jam setengah 5 pagi dari rumah dengan harapan paling telat jam setengah 6 sudah tiba di meeting point di BCP (Bekasi Cyber Park), Bekasi. Ternyata kondisi tol macet banget gara-gara ada 2 kecelakaan. Alhasil saya baru tiba di BCP jam 7, sedangkan teman-teman yang lain sudah berangkat duluan menggunakan mobil salah satu teman. Saya pun menunggu satu teman lagi yang masih di jalan karena dia berangkat dari Bogor. Akhirnya setelah perjalanan panjang kami tiba jam 8 pagi di SDN Segara Jaya 03. Seperti umumnya di sekolah lain setiap hari Senin, harusnya sih ada upacara, tetapi karena kondisi lapangan yang sedang dipasang paving block, upacara pun ditiadakan.
Seharusnya saya kebagian mengajar hanya 4 kelas, tapi last minute ada beberapa teman yang batal, sehingga jadwal mengajar saya bertambah menjadi 5 kelas yaitu dari kelas 1 sampai kelas 5. Asli, saya deg-degan banget waktu mau masuk ke dalam ruangan kelas 1. Dalam bayangan saya anak kelas 1 SD itu kan peralihan ya dari TK, jadi pasti masih senang-senangnya bermain.
Begitu saya mau masuk ternyata di dalam ada ibu guru Marlina, guru pendidikan agama Islam. Ibu Marlina kemudian mempersilahkan saya untuk mengisi sesi Kelas Inspirasi. Secara ya sekolahannya dekat laut, hawa panasnya luar biasa. Keringat saya bercucuran, padahal belum juga mulai mengajar *LOL*
Kelas 1 yang saya ajar di jadwal pertama jumlah muridnya ada 32 orang. Berisiknya minta ampun hahaha….Suara saya sampai parau dan batuk-batuk, berulang kali meminta mereka untuk duduk tenang. Saya pun lari sebentar ke ruangan guru untuk mengambil botol minum yang saya bawa dari rumah. Begitu balik lagi di kelas, anak muridnya sudah kocar-kacir 😀 😀 Ada yang naik ke meja, ada yang lagi berantem guling-gulingan di lantai, Ya Allah dosa apa saya hahaha…..Untungnya mereka mau saya minta duduk kembali di kursinya masing-masing.
Sesuai lesson plan yang sudah saya buat, saya memperkenalkan profesi saya sebagai Quality Control kepada anak-anak. Mungkin agak sulit dipahami ya untuk anak-anak kelas 1 SD yang umurnya di kisaran 6-7 tahun. Jadi untuk memeriahkan suasana *LOL* saya membagi mereka menjadi 4 kelompok untuk kemudian bermain memilih foto-foto yang sebelumnya sudah saya cetak. Foto-foto tersebut memuat gambar cone wafer (produk yang dibuat di pabrik tempat saya kerja) yang kondisinya good dan not good. Mereka saya minta meletakkan foro gambar cone wafer yang menurut mereka good di tabel sebelah kiri dan yang not good di kolom sebelah kanan.
Belum apa-apa mereka sudah ribut, teriak-teriak. Saya dulu Bu, saya dulu Bu. Bu ini digimanain? Bu ini , Bu itu. Ibu guru pusiiiiing hahaha…Oiya sebelumnya saya memperlihatkan tayangan video tentang situasi di ruang produksi di pabri melalui laptop saya. Ini juga menjadi pemicu keributan *LOL* Mereka berdesakan, saling mendorong bahkan ada yang berdiri di meja supaya bisa melihat tayangan video di laptop.
Dari kelas 1, saya lanjut ke kelas 2 sampai selesai di kelas 5. Saat di kelas 5, karena merupakan kelas terakhir yang saya ajar, di akhir sesi saya meminta mereka membuat kapal-kapalan dari kertas kemudian menuliskan nama dan cita-cita mereka untuk ditempel di spanduk.
Setelah kegiatan belajar di semua kelas berakhir, para murid dan relawan berkumpul di satu kelas dimana sudah terpasang spanduk untuk murid-murid menempelkan perahu cita-cita.
Umumnya anak-anak sudah mengenal beberapa profesi yang sering mereka lihat baik di kehidupan nyata atau di televisi seperti dokter, ABRI/ tentara, guru, ustad/ uztazah, dan polisi. Hanya beberapa saja yang menulis cita-citanya ingin menjadi artis, pramugari bahkan ada satu orang murid yang menulis cita-cita ingin menjadi penulis. Kalau profesi seperti saya quality control, mungkin nggak terbersit di pikiran mereka. Teman-teman anggota kelompok Kelas Inspirasi saya kemarin profesinya juga beragam seperti creative desingner, PPIC, widyaiswara, sales and technical support, dan tenaga ahli fraksi DPR.
Bagi yang berminat menjadi relawan di Kelas Inspirasi (pengajar, fasilitator, fotografer, videografer) bisa langsung daftar ke website-nya Kelas Inspirasi.
KELAS INSPIRASI-Sehari Mengajar, Selamanya Menginspirasi
Salam,
