Berawal dari sebuah BBM yang masuk dari seorang teman lama, Reni. Reni ini dulu tetangga beda dua rumah waktu saya masih tinggal di Sungai Gerong, yang juga teman Kk. Seperti yang sudah saya ceritakan di sini, walaupun saya dan Kk pernah tinggal di komplek perumahan yang sama kami sama sekali tidak saling mengenal. Sampai pada suatu malam, masuklah BBM dari Reni.
“Teh, kalo ada yang mau kenalan boleh nggak?”
Saya hanya senyum-senyum saja membaca BBM dari Reni. Tawaran seperti ini bukan sekali dua kali saya dapat dari teman-teman saya π Saya mengiyakan permintaan Reni sambil bertanya siapa orang yang mau dikenalin itu. Waktu Reni bilang orangnya dulu pernah tinggal di Sungai Gerong dan seangkatan dengan saya, saya makin penasaran π Seingat saya, teman-teman sekolah dasar saya dulu di Sungai Gerong yang laki-laki rata-rata sudah menikah dan punya anak.
Ternyata sebelum Reni mengirim BBM pada saya, dia sudah lebih dulu saling BBM-an dengan Kk. Katanya sih KK minta dikenalin perempuan yang mungkin bisa menjadi his future wife π Entah kenapa, Reni malah mengenalkan Kk dengan saya. Reni pun kemudian memberikan PIN BB saya ke Kk.
Saat saya sedang memotong-motong kartu pos orderan di tengah malam, masuklah BBM pertama dari Kk. Di awal-awal komunikasi hanya saling cerita tentang diri masing-masing dan juga cerita tentang teman-teman masa kecil yang saya kenal yang ternyata Kk kenal juga. Semakin lama kami merasa saling klik, setiap kali saya dan Kk membicarakan sesuatu hal kadang kami seperti yang sudah saling kenal lama. Semakin hari komunikasi kami semakin intens, tak jarang saya harus mengurangi jatah tidur malam karena BBM-an dengan Kk sampai jam 1 pagi π
Ketika saya ada kesempatan ke Bandung, kami sepakat untuk bertemu. Beberapa teman lama yang mengendus kedekatan kami mulai ada yang bertanya-tanya ada hubungan apa antara saya dengan Kk π Waktu itu sih saya hanya mengatakan doakan saja, kalau jodoh nggak kemana π
“Let see what happen next,” Kk said
“Wait & see Allah’s scenario,” I said
Salam,