Zivara 22 Bulan

Zivara 22 Bulan

Zivara 22 Bulan

  ZIVARA 1 BULAN ZIVARA 2 BULANZIVARA 3 BULAN ♥ ZIVARA 4 BULAN ♥

ZIVARA 5 BULAN ZIVARA 6 BULAN ZIVARA 7 BULAN ZIVARA 8 BULAN 

  ZIVARA 9 BULAN ZIVARA 10 BULANZIVARA 11 BULAN

ZIVARA 12 BULAN ZIVARA 13 BULAN ZIVARA 14 BULAN 

ZIVARA 15 BULAN ZIVARA 16 BULAN ZIVARA 17 BULAN

ZIVARA 18 BULAN  ZIVARA 19 BULAN

  ZIVARA 20 BULAN ZIVARA 21 BULAN

 

Anak wedok udah 22 bulan. Kalau kata teman-teman, tetangga, dll sih komentarnya, wah nggak kerasa ya tahu-tahu sudah mau 2 tahun 😀 Halooooo di situ bilang nggak kerasa, di mari kerasa pake banget 😀 Gimana keselnya saya kalo Ziva lagi susah makan, lagi kumat tantrumnya, lagi kumat egoisnya endebre endebre lah pokoknya yang menguras emosi. Tapi kalau melihat perkembangan Ziva yang sekarang nggak ada kata lain selain bersyukur Alhamdulillah. Di saat ada teman saya yang anaknya hampir usia 4 tahun belum bisa bicara, Ziva di usia 22 bulan kosakatanya sudah banyak banget. Kalau mau apa-apa sudah bisa bilang, walaupun kadang artikulasinya belum jelas sehingga harus sering saya minta Ziva mengulang kata-kata yang dimaksud, nggak lagi nunjuk-nunjuk atau menarik kita ke arah benda yang dia mau.

Saat bermain bersama Ziva sering saya atau ayahnya sambil memperkenalkan konsep angka dengan menyebutkan angka dari 1 hingga 10 sambil menunjukan dengan jari kalau 1 itu seperti apa, 2 jarinya bagaimana. Nggak bermaksud untuk mengajarkan calistung dini kok. Hanya pengenalan saja. Eh ternyata dia bisa mengulang dengan menyebutkan angka-angka tersebut. Atu, ua, iga. Segitu doang sih tapi buat saya sangat berarti 🙂 Kalau saya lanjutkan bilang em, Ziva langsung jawab pat, saya bilang li, Ziva bisa jawab ma, begitu seterusnya sampai 10.

Kalau sebelumnya, misalkan Ziva merasa ada bagian tubuhnya yang sakit hanya bilang atit, sekarang bilangnya sakit tauuuu, dengan gaya bibir dimonyong-monyongin. Kata suami, tuh anaknya ngikutin, makanya kalau ngomong di depan anak hati-hati. Salah saya juga sih suka keceplosan bilang sakit tauuuu di depan Ziva kalau Ziva sedang nenen dia suka iseng mukul muka saya, nyakar perut, saya suka refleks bilang sakit tauu.

Semakin besar malah semakin nggak mau ditinggal. Kalau saya di rumah selalu ngintilin. Saya ke kamar mandi, Ziva langsung bilang ibu ikut, saya ke dapur, ibu ikut, saya ke luar rumah, ibu ikut 😀 Apa-apa maunya ibu aja, ibu aja, ibu aja 🙂

Kalau dulu baru bisa mangacungkan jari telunjuknya saja, sekarang jarinya sudah bisa belajar membentuk tanda V atau angka 2 dan mengacungkan jempol kanan dan kirinya.

Giginya nambah 2 lagi, 1 gigi seri lateral dan 1 gigi taring bagian kiri bawah. Tapiiiii di antara gigi seri central dan lateralnya ada ruang kosong gitu, semacam ada celah. Saya curiga karena efek Ziva dulu minum ASIP dan sekarang minum susu formula pakai dot. Saya sampai konsul segala ke adik ipar dan teman saya yang dua-duanya dokter gigi mengenai hal ini. Setelah tanya-tanya ke mereka hal tersebut bukan karena efek dot. Kalau efek dot yang bakal kena itu gigi seri central kanan dan kiri. Kalau kasus Ziva ini kemungkinan besar karena suka memasukkan sesuatu di antara giginya. Nah baru inget, kalau Ziva kemarin-kemarin suka masukin tusuk gigi plastik punya saya di sela giginya. Jadi dia kan suka bongkar-bongkar tas saya, terus nemu wadah tusuk gigi plastik, dia suka mengeluarkan semua isinya. Tusuk giginya dimainin deh, ditusuk-tusuk ke sela-sela giginya. Saat saya bilang ke teman saya dan ke adik ipas. Mereka bilang nah itu , gara-gara tusuk gigi >.<  Kuncinya, harus menghilangkan kebiasaan Ziva nyelip-nyelipin sesuatu ke sela giginya.

Sebenarnya untuk gigi susu, normalnya ada ruang jarak di antara gigi, supaya nanti kalau gigi permanennya tumbuh, ruangnya cukup karena ukuran gigi permanen lebih besar dari gigi susu. Waktu saya tanya, itu gigi seri lateralnya bisa rapat atau nggak ke gigi seri centralnya. Jawaban mereka, bisa tapi waktunya lama. Karena masih masa tumbuh kembang, harusnya bisa balik sendiri. Semoga saja jadi rapat saat gigi geraham kedua tumbuh.

Ziva

 Salam,

signature citandy

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *